Cuiiit..cuiitt (suara burung pipit
yang berbunyi setelah adzan subuh berkumandang). Seperti biasa aku menulusuri
jalan ke masjid sendirian, sementara bapakku masih tertidur pulasndi kasur. Panggil
saja aku Dafi seorang remaja laki-laki yang tinggal di Kampung Rambutan.
Sesampai di masjid, aku mengambil
air wudhu. Disana aku bertemu Joko dan Bapaknya. Joko adalah teman dekat ku di
SMP Tunas Jaya.
“loh, Dafi bapakmu mana?” Tanya Joko sambil mengerutkan dahi.
Lantas aku teringat perkataan Bapak
malam itu,
“Dafi, kalau ada yang nanyain kenapa
bapak nggak ke masjid bilang saja kalau bapak ke masjid lain atau bilang saja
bapak sedang sakit”.
“Bapak lagi sakit pusing, jadi sholatnya dirumah Jok” dengan perasaan
sedikit aku berbohong.
Selesai sholat subuh aku kembali
kerumah. Rumah ku dan Joko saling berbeda arah maka kami berpisah di
persimpangan jalan.
“Assalamualaikum,” salam ku.
“Waalaikumsalam, sudah pulang sholat nak?” Tanya
“Sudah bu, ibu sudah sholat subuh?” sambil mencium tangan ibu.
“Sudah,”, ibu tersenyum.
“Bapak?”
“Bapak masih tidur, tadi ibu bangunin malah marah-marah”
Aku langsung merunduk memasuki
kamar. Sekitar pukul 8 pagi, bapak bersiap berangkat berkebun. Seperti biasa
pula ibu menyiapkan bekal untuk bapak. Terkadang berfikir untuk berhenti
membantu bapak berkebun, namun aku selalu teringat perkataan ibu dan kakkek
Toha bahwa kita harus saling membantu dan menuruti perkataan orang tua seperti
Junjungan Nabi Muhammad SAW. Kakkek Toha sudah kuanggap kakkek ku sendiri . Aku
sering diberikan nasihat oleh beliau. Namun sudah tiga hari kakkek tidak pergi
kemasjid, ku dengar kakkek sedang sakit. Aku berniat menjengukke rumah
kakkek kalau tidak sibuk. Tapi, kasihan bapak berkebun sendiri.
Sore hari aku dan bapak pulang menuju rumah. Sambil menulusuri jalan aku melihat anak-anak sebaya ku bermain petasan dan kembang api di bawah pohon. Barulah aku ingat bahwa malam ini akan ada pergantian tahun.
Sekitar jam 8 malam, aku keluar rumah hanya untuk duduk-duduk dibalai buatan bapak sambil menikmati pemandangan kembang api. Tiba-tiba Joko menghampiriku. Joko mengajakku bermain kembang api nanti malam namun, aku menolaknya.
sekitar pukul 23.45, suara kembang api sangat ricuh. Ayah dan Ibu sudah tidur, sedangkan aku sholat tahajud. Aku berdoa agar suatu saat bapak memimpin sholat, berdoa untuk orang tua serta untuk kakkek Toha agar lekas sembuh. Tetesan mata ku membasahi sajadah. Aku ingin menjadi umat Rasullulah yang baik. Sampai akhirnya aku tertidur di tempat sholatku.
Sore hari aku dan bapak pulang menuju rumah. Sambil menulusuri jalan aku melihat anak-anak sebaya ku bermain petasan dan kembang api di bawah pohon. Barulah aku ingat bahwa malam ini akan ada pergantian tahun.
Sekitar jam 8 malam, aku keluar rumah hanya untuk duduk-duduk dibalai buatan bapak sambil menikmati pemandangan kembang api. Tiba-tiba Joko menghampiriku. Joko mengajakku bermain kembang api nanti malam namun, aku menolaknya.
sekitar pukul 23.45, suara kembang api sangat ricuh. Ayah dan Ibu sudah tidur, sedangkan aku sholat tahajud. Aku berdoa agar suatu saat bapak memimpin sholat, berdoa untuk orang tua serta untuk kakkek Toha agar lekas sembuh. Tetesan mata ku membasahi sajadah. Aku ingin menjadi umat Rasullulah yang baik. Sampai akhirnya aku tertidur di tempat sholatku.
Ibu
membanguni ku untuk segera sholat subuh ke masjid. Sesampainya di masjid aku
tidak melihat siapapun, mungkin mereka tertidur pulas karena kelelahan setelah
merayakan pergantian tahun (pikirku dalam benak).
Setelah
menunggu beberapa lama, aku pun mengumandangkan adzan.
Menunggu beberapa menit, tak ada
seorangpun yang dating.. Akhirnya aku sholat sendiri. Aku membaca surat
Al-Fatiha dengan khusuk,
“walladolin..”
“AMINN”
Mashaallah, aku kaget siapa yang
menjawab padahal aku sholat sendiri. Konsentrasi ku mulai kacau, aku membaca
ayat-ayat dengan terbata-bata. Namun aku berupaya menenangkan diri. Pada rakaat
kedua pun ada yang menjawab ‘amin’. Sungguh gemetar badanku sampai tahiyat
akhir aku mengucap salam, kala aku menoleh ternyata banyak orang bertubuh besar
dan tinggi dengan shaf yang sejajar dan rapi. Tidak sempat melihat wajah
mereka, aku pun pingsan dan jatuh tersungkur.
Sekitar
pukul 8 kakek toha membanguni ku. Alhamdulilah beliau telah sembuh. Aku
menceritakan peristiwa telah ku alami tadi subuh Kakkek Toha berkata dulu nabi Muhammad pernah
mengalami hal yang serupa. Semoga itu menjadi pertanda baik untukku.
Akupun lekas pulang ke rumah, sebab
aku harus pergi ke kebun untuk membantu bapak.
Sampai
di rumah, ternyata bapak belum berangkat.
“pak
kenapa belum ber..?”
bapak langsung memelukku. Ia merasa bersalah dan malu karena sering meninggalkan sholat padahal anaknya sangat rajin. Ia bercerita tentang mimpinya semalam, ia bermimpi saat itu aku dan ibu meninggalkan bapak sendiri. Dan saat itu terdengar teriakan “ia bukan umat nabi Muhammad yang baik!!!,”.
bapak langsung memelukku. Ia merasa bersalah dan malu karena sering meninggalkan sholat padahal anaknya sangat rajin. Ia bercerita tentang mimpinya semalam, ia bermimpi saat itu aku dan ibu meninggalkan bapak sendiri. Dan saat itu terdengar teriakan “ia bukan umat nabi Muhammad yang baik!!!,”.
Aku menangis mendengar itu semua.
Saat
adzan maghrib berkumandang. Bapak sudah rapid an ibu sudah mengenakan mukena.
Kami sholat berjamaah. Bapak menjadi imam. Sungguh terharu doa ku telah
dikabulkan Allah SWT. Semakin cinta aku kepada Rasulullah, semakin cinta aku
kepada Allah.
0 komentar:
Post a Comment
Komentar yang anda tulis adalah hadiah untukku, berkomentarlah yang baik ^_^