He said "The Truth is still Truth"

Sunday, March 3, 2013

Anak Soleh yang Mencintai Rasulullah

Diposkan oleh devia di 10:05 PM

 
Cuiiit..cuiitt (suara burung pipit yang berbunyi setelah adzan subuh berkumandang). Seperti biasa aku menulusuri jalan ke masjid sendirian, sementara bapakku masih tertidur pulasndi kasur. Panggil saja aku Dafi seorang remaja laki-laki yang tinggal di Kampung Rambutan.
Sesampai di masjid, aku mengambil air wudhu. Disana aku bertemu Joko dan Bapaknya. Joko adalah teman dekat ku di SMP Tunas Jaya.
            “loh, Dafi bapakmu mana?” Tanya Joko sambil mengerutkan dahi.
Lantas aku teringat perkataan Bapak malam itu,
“Dafi, kalau ada yang nanyain kenapa bapak nggak ke masjid bilang saja kalau bapak ke masjid lain atau bilang saja bapak sedang sakit”.
Astagfirullah, rasanya malu namun biarpun seprti itu beliau adalah bapakku yang memberikan nafkah.
            “Bapak lagi sakit pusing, jadi sholatnya dirumah Jok” dengan perasaan sedikit  aku berbohong.
Selesai sholat subuh aku kembali kerumah. Rumah ku dan Joko saling berbeda arah maka kami berpisah di persimpangan jalan.
            “Assalamualaikum,” salam ku.
            “Waalaikumsalam, sudah pulang sholat nak?” Tanya
            “Sudah bu, ibu sudah sholat subuh?” sambil mencium tangan ibu.
            “Sudah,”, ibu tersenyum.
            “Bapak?”
            “Bapak masih tidur, tadi ibu bangunin malah marah-marah
Aku langsung merunduk memasuki kamar. Sekitar pukul 8 pagi, bapak bersiap berangkat berkebun. Seperti biasa pula ibu menyiapkan bekal untuk bapak. Terkadang berfikir untuk berhenti membantu bapak berkebun, namun aku selalu teringat perkataan ibu dan kakkek Toha bahwa kita harus saling membantu dan menuruti perkataan orang tua seperti Junjungan Nabi Muhammad SAW. Kakkek Toha sudah kuanggap kakkek ku sendiri . Aku sering diberikan nasihat oleh beliau. Namun sudah tiga hari kakkek tidak pergi kemasjid, ku dengar kakkek sedang sakit. Aku berniat menjengukke rumah  kakkek kalau tidak sibuk. Tapi, kasihan bapak berkebun sendiri.
            Sore hari aku dan bapak pulang menuju rumah. Sambil menulusuri jalan aku melihat anak-anak sebaya ku bermain petasan dan kembang api di bawah pohon. Barulah aku ingat bahwa malam ini akan ada pergantian tahun.
            Sekitar jam 8 malam, aku keluar rumah hanya untuk duduk-duduk dibalai buatan bapak sambil menikmati pemandangan kembang api. Tiba-tiba Joko menghampiriku. Joko mengajakku bermain kembang api nanti malam namun, aku menolaknya.
sekitar pukul 23.45, suara kembang api sangat ricuh. Ayah dan Ibu sudah tidur, sedangkan aku sholat tahajud. Aku berdoa agar suatu saat bapak memimpin sholat, berdoa untuk orang tua serta untuk kakkek Toha agar lekas sembuh. Tetesan mata ku membasahi sajadah. Aku ingin menjadi umat Rasullulah yang baik. Sampai akhirnya aku tertidur di tempat sholatku.
            Ibu membanguni ku untuk segera sholat subuh ke masjid. Sesampainya di masjid aku tidak melihat siapapun, mungkin mereka tertidur pulas karena kelelahan setelah merayakan pergantian tahun (pikirku dalam benak).
            Setelah menunggu beberapa lama, aku pun mengumandangkan adzan.
Menunggu beberapa menit, tak ada seorangpun yang dating.. Akhirnya aku sholat sendiri. Aku membaca surat Al-Fatiha dengan khusuk,
“walladolin..”
“AMINN”
Mashaallah, aku kaget siapa yang menjawab padahal aku sholat sendiri. Konsentrasi ku mulai kacau, aku membaca ayat-ayat dengan terbata-bata. Namun aku berupaya menenangkan diri. Pada rakaat kedua pun ada yang menjawab ‘amin’. Sungguh gemetar badanku sampai tahiyat akhir aku mengucap salam, kala aku menoleh ternyata banyak orang bertubuh besar dan tinggi dengan shaf yang sejajar dan rapi. Tidak sempat melihat wajah mereka, aku pun pingsan dan jatuh tersungkur.
            Sekitar pukul 8 kakek toha membanguni ku. Alhamdulilah beliau telah sembuh. Aku menceritakan peristiwa telah ku alami tadi subuh  Kakkek Toha berkata dulu nabi Muhammad pernah mengalami hal yang serupa. Semoga itu menjadi pertanda baik untukku.
Akupun lekas pulang ke rumah, sebab aku harus pergi ke kebun untuk membantu bapak.
            Sampai di rumah, ternyata bapak belum berangkat.
            “pak kenapa belum ber..?”
bapak langsung memelukku. Ia merasa bersalah dan malu karena sering meninggalkan sholat padahal anaknya sangat rajin. Ia bercerita tentang mimpinya semalam, ia bermimpi saat itu aku dan ibu meninggalkan bapak sendiri. Dan saat itu terdengar teriakan “ia bukan umat nabi Muhammad yang baik!!!,”.
Aku menangis mendengar itu semua.
            Saat adzan maghrib berkumandang. Bapak sudah rapid an ibu sudah mengenakan mukena. Kami sholat berjamaah. Bapak menjadi imam. Sungguh terharu doa ku telah dikabulkan Allah SWT. Semakin cinta aku kepada Rasulullah, semakin cinta aku kepada Allah.


0 komentar:

Post a Comment

Komentar yang anda tulis adalah hadiah untukku, berkomentarlah yang baik ^_^

 

I Will Fly Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos